Pendidik dan Ketulusan Mengajar

Boddhicitta Sebagai Kekuatan Melaksanakan Tugas Mendidik Bagi Para Pendidik.

Manusia biasa yang tidak membangkitkan Bodhicitta dalam menjalankan kehidupanya cenderung mengutamakan kepentingan pribadi, selalu mengukur segala sesuatunya dengan untung-rugi. Manusia biasa yang memahami keberadaan Bodhicitta dalam dirinya kemudian berusaha untuk membangkitkan Bodhicitta maka dalam menjalani kehidupannya akan memiliki motifasi untuk selalu melakukan perbuatan yang bajik dan bermanfaat bagi mahluk lain.

1) Bergembira Saat Mengajar

Seperti seorang petani yang baik yang menginginkan panen yang berlimpah bagi keluarganya akan merasa gembira dan bersyukur ketika menemukan hamparan ladang yang dapat diolah untuk bercocok tanam, demikian juga manusia yang mengingnginkan pencapaian ke-Buddhaan demi kebahagiaan semua mahluk akan merasa bersyukur dan bergembira ketika bertemu dengan mahluk-mahluk yang akan memberikan lahan bagi penanaman kebajikan untuk menyempurnakan parami hingga mencapai ke-Buddhaan. Karena ada mahluk-mahluk sehingga dapat muncul para Buddha. Anak didik adalah lahan untuk menanam kebajikan dengan cara memberikan ilmu. Berdana pengetahuan yang bajik adalah dana yang luar biasa.

2)Bersemangat Saat Mengajar

Seperti seorang ibu dan ayah yang merasa lelah dan putus asa ketika bekerja terus menerus, tetapi ketika tiba-tiba beliau ingat anak-anaknya yang membutuhkan sandang dan pangan maka semangat ayah dan ibu kembali bangkit dan tak kenal lelalah lagi. Demikian juga ketika seorang pendidik menyadari bahwa anak-anak didiknya bagai anak-anaknya sendiri maka semangat untuk mendidik mereka demi kesejahteraan mereka akan bangkit dan tak tergoyahkan. Segala tugas dan kewajiban akan dapat ditunaikan dengan kekuatan semangat.

3)Tulus Saat Mengajar

Tulus berarti memberi atau melakukan sesuatu dengan penuh kegembiraan. Jika manusia memberi kemudian muncul rasa gembira dan tidak muncul pikiran yang menilai untung atau rugi bagi diri sendiri maka itulah ketulusan. Seperti seorang ibu yang melakukan berbagai bentuk pengorbanan demi kesejahteraan dan kehidupan anaknya tanpa ada pikiran untung dan rugi atau mengharap imbalan jasa. Ini dapat dilakukan karena rasa kasih sayang terhadap anaknya, hal ini hanya muncul dalam diri seorang terhadap anaknya. Demikian juaga seorang pendidik yang telah membangkitkan Bodhicittanya akan menyadari bahwa setiap mahluk adalah anak-anaknya yang patut untuk diselamatkan. Setelah memiliki pengertian ini maka ketika mengajar akan dilakukan dengan tulus karena yang diajar adalah anak-anaknya sendiri. Para Bodhisattva selalu tulus ketika mengorbankan jiwa raganya untuk kesejahteraan mahluk-mahluk.

4) Sabar  Saat Mengajar

Karakter anak didik yang beragam terkadang menimbulkan rasa kesal dan putus asa bagi para pendidik. Dengan kekuatan Bodhicitta yang dikembangkan oleh para pendidik akan menjadi kekuatan untuk menghalau rasa kesal dan putus asa sebaliknya memunculkan kekuatan kesabaran. Seperti pohon-pohon buah yang tumbuh sumbur ketika diberi pupuk kotoran. Demikikian juga para pendidik dengan berbekal kekuatan Bodhicitta akan semakin mantap dalam kesabaran ketika menghadapi anak-anak didik yang memiliki karakter yang belum bajik. Anak-anak memasuki dunia pendidikan karena mereka membutuhkan bimbingan dan tuntunan, jika mereka telah sempurna tentunya tidak akan menempuh pendidikan.

Seorang pendidik dengan membangkitkan Bodhicitta dapat menumbuhkan motifasi terbaik dalam menjalankan tugasnya. Para pendidik bertugas untuk mendidik anak didik, anak-anak didik adalah individu-individu yang memiliki latar belakang dan karakter yang berbeda sehingga memerlukan perlakuan yang berbeda juga. Seorang pendidik dengan kesadaran Bodhicitta akan memandang bahwa tugas mendidik adalah kewajiban dari tekadnya untuk menolong setiap mahluk, karena menyadari bahwa setiap mahluk adalah sanak saudara maka ketika memberikan pendidikan kepada anak didik berarti menolong sanak saudara juga, ketika menolong mereka berarti berbakti kepada ibu juga.

Demikian artikel sederhana ini, semoga bermanfaat.
Terimakasih

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa manusia terlahir miskin

Mengapa manusia terlahir cacat

Vihara aliran mahayana di daerah serpong tangerang