Praktik Kebajikan Universal

Melaksanakan Sila merupakan cara hidup yang wajib dijalani bagi manusia yang menginginkan kebahagiaan, kedamaian hingga mencapai pembebasan. Ibarat manusia yang terkena penyakit kanker kemudian mengingnginkan kesembuhan maka secara alami manusia tersebut wajib mencari dokter, berobat, kemudian meminum obat yang telah diresepkan oleh sang dokter. 

Kita sebagai umat Buddha yang telah mempelajari ajaran Buddha, mengerti kebenaran ajaran Buddha dan kemudian meyakini ajaran Buddha maka secara alami kita wajib untuk menjalani hidup ini dengan melaksanakan sila.
Melaksanakan sila merupakan praktek dasar sebagai pondasi untuk membangun kehidupan spiritual yang lebih luhur. Bagi umat Buddha yang memiliki cita-cita atau keinginan untuk mencapai kebahagiaan dan pembebasan tetapi berpendapat bahwa melaksanakan sila bukanlah kewajiban adalah pandangan yang keliru. Mengingnginkan kebahagiaan tetapi tak mau melaksanakan sila ibarat mengingnginkan menanam tanaman tetapi tak mau menerima keberadaan bumi, atau ibarat ingin membangun rumah tetapi tak mau membangun pondasinya.

Buddha telah menunjukkan bahwa semua mahluk yang belum mencapai pembebasan semuanya masih dicengkeram penyakit kekotoran batin, yaitu: penyakit keserakahan, kemelekatan( lobha), penyakit kebencian, dendam, irihati (dosa), penyakit kegelapan, ketidak tahuan akan kebenaran(moha). Semua penyakit kekotoran batin ini hanya dapat disembuhkan dengan cara meminum obat yang telah diramu oleh dokter yang maha sempurna yaitu Buddha, Buddha sebagai dokter yang sempurna telah mendiagnosa seluruh penyakit batin yang mungkin menyerang setiap makhluk hidup, setelah mendiagnosa bentuk-bentuk penyakit batin tersebut maka dengan welas asihnya beliau kemudian  meramu obat yang mujarap lengkap dengan aturan dosisnya, obat yang mujarap ini telah diberikan secara gratis kepada setiap makhluk dan sekarang tergantung pada masing-masing mahluknya mau atau tidak meminum obat mujarab ini sesuai dengan dosisnya.

Obat mujarap untuk segala jenis penyakit batin tersebut adalah Sila, Samadhi, Panna. Bagi mahluk yang menyadari penyakitnya kemudian memiliki pengertian benar bahwa untuk mendapat kesembuhan maka wajib untuk melaksanakan sila, samadhi, Panna maka sangat memungkinkan bahwa mereka akan secepatnya mendapatkan kesembuhan dan terbebas dari segala penyakit batin. Sebaliknya bagi mereka yang menyadari bahwa dirinya terkena penyakit batin tetapi memiliki pandangan keliru bahwa tidak wajib untuk melaksanakan Sila, Samadhi, Panna, maka harapan untuk mendapatkan kesembuhan adalah harapan yang kosong belaka.

Sila merupakan bagian praktek yang sangat mendasar bagi penganut ajaran Buddha. Manusia yang telah mengerti ajaran Buddha kemudian dengan keyakinan yang benar mengambil perlindungan pada Triratna maka langkah selanjutnya adalah mengambil tekad atas dasar pengertian benar dan welas asih yaitu mengambil tekad untuk melatih diri melaksanakan sila. Sila yang dilaksanakan umat Buddha memiliki dua karakter yaitu pelaksanaan sila sebagai usaha untuk menghindari perbuatan yang tidak baik/pelaksanaan sila yang berkarakter pasif disebut sebagai Varitta Sila. Selanjutnya adalah pelaksanaan sila sebagai usaha untuk melakukan perbuatan-perbuatan bajik demi membahagiakan diri dan orang lain/pelaksanaan sila yang berkarakter aktif disebut Caritta Sila.

Dalam perjalanan melatih diri untuk mencapai pembebasan secara alami dilaksanakan secara bertahap. Para praktisi setelah memiliki keyakinan yang benar terhadap Triratna maka tahap selanjutnya akan meningkat kejenjang selanjutnya yaitu mengambil tekad untuk melaksanaakan sila yang awal sebagai latihan untuk menghindari perbuatan yang tidak baik. Sila sebagai latihan penghindaran adalah Pancasila dan Atthanga Sila.

a. Pancasila

Pancasila merupakan latihan dasar yang wajib dilaksanakan oleh setiap umat Buddha yang ingin mencapai kebahagiaan hingga pembebasan. Pancasila terdiri dari:

1)Panatipata Veramani Sikkhapadam samadiyami
Tekad untuk melatih diri menghindari pembunuhan dan penganiayaan makhluk hidup. Menghindari pembunuhan dan penganiayaan makhluk hidup haruslah didasari pengertian yang benar, manusia harus menyadari bahwa setiap makhluk menyayangi dirinya, menyayangi ayah ibunya, menyayangi sahabatnya. Setiap makhluk pastilah tidak ingin disakiti sama dengan diri kita oleh sebab itu dengan menempatkan makhluk lain seperti kita maka kita harus menghindari pembunuhan dan penyiksaan makhluk hidup. Manusia yang bijaksana dan berwelas asih tidak akan membunuh makhluk apapun dengan alasan apapun

2)Adinnadana Veramani Sikkhapadam samadiyami
Tekad untuk menghindari tindakan mengambil milik orang lain yang tidak diberikan/pencurian. Menghindari pencurian haruslah didasari dengan pengertian yang benar, manusia hendaknya menyadari bahwa setiap makhluk mencintai hak miliknya sendiri, setiap makhluk telah berjuang untuk memiliki sesuatu yang mereka anggap dapat menyenangkan dirinya namun ketika miliknya yang mereka dapatkan dengan susah payah kemudian dirampas oleh orang lain pastilah akan menimbulkan penderitaan bagi dirinya. menyadari akan kebenaran ini maka kita yang mengingnginkan kebahagian hendaknya juga jangan merampas kebahagiaan makhluk lain. Dengan menempatkan makhluk lain seperti kita maka hendaknya kita jangan pernah merampas hak milik orang lain.

3)Kamesumicchacara Veramani Sikkhapadam samadiyami
Tekad untuk menghindari melakukan seksual yang tidak sah.
Menghindari perilaku seksual yang tidak sah haruslah didasari dengan pengertian yang benar, setiap manusia pasti mengharap agar pasanganya setia dan mereka akan sakit hati bila pasanganya berselingkuh. Demikian juga setiap orang tua akan selalu menjaga anaknya agar dapat menjaga kehormatanya, tak ingin anaknya dinodai dengan perlakuan yang tidak sopan dan tidak bertanggung jawab. Dengan menyadari bahwa setiap makhluk ingin mendapatkan kehormatan maka hendaknya kita selalu berusaha untuk menjaga kehormatan diri kita dan orang lain dengan menghindari perbuatan seksual yang tidak bertanggung jawab.

4)Musavada Veramani Sikkhapadam samadiyami
Tekad untuk menghindari mengucapkan kata-kata yang tidak berguna (berbohong, memecah belah, berkata kasar, omong kosong, fitnah dan kata-kata kasar ). Menghindari ucapkan yang tidak berguna haruslah didasari pengertian yang benar, manusia harus menyadari kekuatan dari ucapan, ucapan yang keluar dengan dasar kekuatan cinta kasih dan keinginan untuk membuat orang lain berbahagia akan memberikan dampak yang sangat positip dan menjadi kekuatan yang besar. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendapatkan ucapan yang sangat baik dari orang-orang disekitar kita, ucapan yang baik begitu membuat kita berbahagia dan terkadang memberikan semangat yang sangat luar biasa, tetapi sebaliknya kita juga sering mengalami sakit hati akibat tajamnya lidah yang mengeluarkan kata-kata yang tidak berguna. Demikianlah dengan menyadari dampak dari kekuatan ucapan yang baik dan menyadari dampak buruk dari ucapan yang tidak baik hendaknya kita berusaha untuk menjaga dan waspada terhadap ucapan yang akan kita keluarkan. Dengan menempatkan orang lain sama seperti kita maka kita harus  menjaga lidah kita agar tidak terpeleset mengucapkan kata-kata yang tidak berguna.

5)Surameraya majjapamadatthana Veramani Sikkhapadam samadiyami
Tekad untuk menghindari mengkonsumsi minuman/zat yang dapat menimbulkan kemabukan. Terlahir sebagai manusia adalah keberuntungan yang sangat besar, karena dengan tubuh manusia ini kita dapat melakukan segala  bentuk kebajikan. Para Bodhisattva akan menggunakan tubuh manusia untuk menjadi Buddha. Sebaliknya jika tubuh manusia yang dimiliki dirusak dengan zat-zat yang memabukkan maka tubuh ini justru akan menjadi sumber bencana yang paling dahsyat, bencana bagi diri sendiri sekaligus bencana bagi makhluk lain. Dalam kondisi mabuk manusia tidak akan mampu melakukan kebajikan dan dalam kondisi mabuk justru manusia akan banyak melakukan tindakan yang membuat diri sendiri dan orang lain menderita. Dengan menyadari betapa berharganya tubuh yang sehat dan kesadaran yang baik untuk berkarya dalam kebajikan maka hendaknya kita semua berjuang untuk menghindari mengkonsumsi minuman/zat yang memabukkan.

Inilah lima sila yang diajarkan oleh Buddha demi kebahagiaan para mahluk. Dengan melaksanakan lima sila secara sempurna maka manusia akan memperoleh kebahagiaan dalam hidup sekarang dan hidup yang akan datang, dengan melaksanakan lima sila dengan sempurna maka tahap awal untuk mencapai pembebasan telah terbangun.


Demikian artikel singkat ini, semoga menggugah batin kita.
Terimakasih.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa manusia terlahir miskin

Mengapa manusia terlahir cacat

Vihara aliran mahayana di daerah serpong tangerang