Praktik-praktik Kebajikan


Praktik kebajikan melaksanakan sila terdapat dua aspek, yaitu kebajikan sila pasip dan kebajikan sila aktip. Pelaksanaan sila yang sempurna haruslah mencakup kedua kelompok,  sila yang bersifat pasif dan sila yang bersifat aktif. Para makhluk yang berjuang untuk mencapai kesempurnaan Buddha hanya dapat tercapai melalui penyempurnaan sila dalam aspek pasif dan sila dalam aspek positif.
Sila dalam aspek positip terdiri dari:

  1. Manusia menghindari pembunuhan, selanjutnya Manusia harus aktip melakukan kegiatan untuk menyelamatkan makhluk lain dengan cara memberikan pertolongan semampu kita. Hal ini telah dicontohkan oleh Bodhisattva yang rela mengorbankan dirinya untuk menolong makhluk lain.
  2. Manusia menghindari pencurian, selanjutnya manusia harus aktip mendanakan apa yang kita miliki, baik moril maupun materil. Kita memiliki banyak potensi yang dapat kita gunakan untuk menolong mahluk lain. Hal ini telah dilakukan oleh Bodhisattva dengan memberikan segala harta yang beliau miliki untuk kesejahteraan mahluk lain.
  3. Manusia  menghindari perbuatan asusila, selanjutnya manusia harus aktip untuk mengkondisikan terjadinya keharmonisan dan terjaganya kehormatan setiap individu. Hal ini juga telah dilakukan oleh Bodhisattva yang memilki kesetiaan pada pasanganya dan berupaya untuk membuat makhluk lain berbuat demikian
  4. Manusia  menghindari mengucapkan kata-kata yang tak bermanfaat, selanjutnya manusia harus aktif untuk menggunakan lidah kita dalam pembabaran ajaran kebenaran, kita harus menggunakan kata-kata kita untuk memberi motivasi dan nasihat kepada orang lain dengan tujuan untuk kebahagiaan mereka. Kata-kata yang diucapkan dengan pikiran yang penuh cinta kasih akan menjadi kekuatan yang luar biasa bagi orang yang mendengarnya.
  5. Manusia menghindari mengkonsumsi minuman/zat yang memabukkan, selanjutnya manusia  harus aktif melatih kesadaran yang baik, kita harus menjaga jasmani agar dapat digunakan untuk melakukan kebajikan. Kita juga harus menjadi manusia yang dapat menciptakan kondisi bagi orang lain agar tidak memabukkan dirinya.
Dalam perjuangan untuk mempraktekkan ajaran Buddha yang sesungguhnya yaitu mengikuti jalan Bodhisattva untuk mencapai penerangan yang sempurna maka melaksanakan sila secara sempurna adalah mutlak, itu artinya melaksanakan sila dalam aspek pasif sekaligus melaksanakan sila dalam aspek yang aktif. Melaksanakan sila dipahami dan diterima sebagai kewajiban bagi umat manusia yang ingin mencapai keselamatan, kebahagiaan dan pembebasan sesuai dengan kebenaran hukum sebab akibat. Hal ini telah disabdakan oleh sang Buddha dalam kotbahnya.

Dalam Majjhima Nikaya, Culakammavibhanga-Sutta, Hyang Buddha bersabda: 

kammassakā, mānava, sattā kammadāyādā kammayonī kammabandhū kammappatisaranā. Kammam satte vibhajati yadidam hīnappanītatāyāti.
Artinya :
Siswa, semua mahluk adalah pemilik tindakan mereka, pewaris tindakan mereka; mereka berasal dari tindakan mereka, terikat pada tindakan mereka, memiliki tindakan mereka sebagai tempat berlindung. Tindakanlah yang membedakan mahluk-mahluk menjadi inferior atau superior (Lanny Anggawati dan Wena Cintiawati, 2008: 2207-2208).


Berdasarkan Sabda Buddha di atas jelas bahwa pelaksanaan sila diajarkan berdasarkan pemahaman sempurna terhadap hukum sebab akibat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa manusia terlahir miskin

Mengapa manusia terlahir cacat

Vihara aliran mahayana di daerah serpong tangerang